3.1. IDENTIFIKASI MASALAH
3.1.1. Pelayanan Kesehatan
- Tenaga kesehatan kurang
- Komputerisasi belum lengkap
3.1.2. Program
3.1.2.1. Program Kesehatan Lingkungan
1. Cakupan Inspeksi sanitasi sarana air bersih (32%)
2. Cakupan Pembinaan kelompok masyarakt rendah (45%0
3. Cakupan Inspeksi sanitasi tempat-tempat pengolahan makanan (48%)
4. Cakupan Pembinaan tempat-tempat pengolahan makanan (46%)
5. Cakupan Pemeriksaan perumahan rendah (31%)
6. Cakupan Inspeksi sanitasi TTU (21%)
7. Cakupan sanitasi TTU memenuhi syarat masih rendah (15%)
& 3.1.2.2. UKS
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Cakupan Pelayanan Kesehatan Remaja rendah (40%)
<!--[if !supportLists]-->3.1.2.3. <!--[endif]-->Gizi
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Cakupan balita garis merah rendah (38%)
<!--[if !supportLists]-->3.1.2.4. <!--[endif]-->Imunisasi
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Imunisasi HB (81%), Campak (88%)
<!--[if !supportLists]-->3.1.2.5. <!--[endif]-->Program Penyakit Menular
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Penemuan kasus pneumonia berat (30%)
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Jumlah kasus pneumonia berat dengan tanda bahaya (3%)
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->GHTR 75 kejadian
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Perkesmas keluarga (21%)
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->CDR TB (35%)
<!--[if !supportLists]-->3.1.2.6. <!--[endif]-->KIA
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Kematian Perinatal 3 orang
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Kematian Neonatal 2 orang
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Lahir mati 3 orang
<!--[if !supportLists]-->3.1.1 <!--[endif]--> PRIORITAS MASALAH
Dari identifikasi masalah dan perumusan masalah di atas maka ditentukan perioritas masalah dengan menggunakan metode PAHO.
Tabel Prioritas Masalah
NO | MASALAH | M | S | V | CP | A | SCORE | RANGKING |
1. | KESLING | |||||||
Inspeksi sanitasi sarana air bersih rendah (32%) | 1 | 1 | 3 | 1 | 2 | 6 | 7 | |
Pembinaan kelomppok masyarakat rendah (45%) | 1 | 1 | 3 | 1 | 2 | 6 | 7 | |
Inspeksi sanitasi tempat-tempat pengolahan makanan rendah (48%) | 2 | 1 | 2 | 1 | 2 | 6 | 7 | |
Pembinaan tempat-tempat pengolahan makanan rendah (64%) | 2 | 1 | 2 | 1 | 2 | 6 | 7 | |
Pemeriksaan perumahan rendah (31%) | 1 | 1 | 3 | 1 | 2 | 6 | 7 | |
Inspeksi sanitasi TTU rendah (21%) | 1 | 1 | 3 | 1 | 2 | 6 | 7 | |
Sanitasi TTU memenuhi syarat rendah(15%) | 1 | 1 | 3 | 1 | 2 | 6 | 7 | |
2. | UKS | |||||||
Pelayanan kesehatan remaja rendah 40% | 1 | 2 | 2 | 1 | 2 | 6 | 7 | |
3. | GIZI | |||||||
Balita bawah garis merah 38% | 3 | 3 | 2 | 3 | 2 | 108 | 2 | |
4. | IMUNISASI | |||||||
Imunisasi HB 81% | 2 | 2 | 1 | 1 | 2 | 6 | 7 | |
Imunisasi Campak 88% | 3 | 4 | 1 | 1 | 2 | 24 | 6 | |
5. | P2M | |||||||
Penemuan kasus Pnemonia berat 30% | 2 | 2 | 3 | 1 | 2 | 24 | 6 | |
Jumlah kasus pneumonia berat dengan tanda bahaya 3% | 2 | 2 | 3 | 1 | 2 | 24 | 6 | |
GHTR 75 kejadian | 1 | 4 | 3 | 2 | 2 | 48 | 5 | |
Perkesmas keluarga 21% | 2 | 2 | 3 | 1 | 2 | 24 | 6 | |
CDR TB 35% | 2 | 4 | 3 | 1 | 3 | 72 | 3 | |
6. | KIA | |||||||
Kematian Perinatal 3 orang | 2 | 5 | 3 | 4 | 3 | 360 | 1 | |
Kematian Neonatal 2 orang | 2 | 5 | 3 | 4 | 3 | 360 | 1 | |
Lahir Mati 3 orang | 2 | 5 | 3 | 4 | 3 | 360 | 1 | |
7. | BP | |||||||
Tenaga kesehatan kurang | 5 | 2 | 3 | 2 | 1 | 60 | 4 | |
Komputerisasi belum lengkap | 2 | 1 | 1 | 1 | 1 | 2 | 8 | |
Bangunan Gedung Puskemas tahun 1968, tata letak dan ruang kurang tepat | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 9 |
Keterangan :
M (Magnitude) : Luasnya masalah
S (Severity) : Beratnya kerugian yang timbul
V (Vulnerability) : Ketersediaannya Tehnologi
CP ( Community & Political Concern) : Perhatian masyarakat dan politisi
A (Affordability) : Ketersediaannya dana
Nilai 1 = Tidak ada hubungan
Nilai 2 = Hubungan lemah
Nilai 3 = Hubungan cukup erat
Nilai 4 = Hubungan erat
Nilai 5 = Hubungan sangat erat
Penjumlahan Nilai :
M x S x V x CP x A
Rangking : dari penjumlahan nilai, terbesar adalah rangking I, dan merupakan Prioritas utama dalam pemecahan masalah.
Prioritas Masalah :
Prioritas dimulai dari Nilai terbesar, lalu diikuti nilai yang lebih kecil, semakin besar nilai semakin kecil rangking dan semakin tinggi prioritas masalah.
Jadi urutan Prioritas masalah adalah sebagai berikut :
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Kematian perinatal 3 orang, Kematian Neonatal 2 orang, Lahir mati 3 orang
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Balita bawah garis merah 38%
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->CDR TB 35%
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Tenaga kesehatan kurang 60%
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->GHTR 75 kejadian
<!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Imunisasi Campak 88%, jumlah kasus Pnemonia berat 30%, Perkesmas keluarga 21%, Jumlah kasus pneumonia berat dengan tanda bahaya 3%
<!--[if !supportLists]-->7. <!--[endif]-->Inspeksi sanitasi air bersih 32%, Pembinaan kelomppok masyarakat rendah (45%), Inspeksi sanitasi tempat-tempat pengolahan makanan rendah (48%), Pembinaan tempat-tempat pengolahan makanan rendah (64%), Pemeriksaan perumahan rendah (31%) , Inspeksi sanitasi TTU rendah (21%), Sanitasi TTU memenuhi syarat rendah(15%) Imunisasi HB 81%
<!--[if !supportLists]-->8. <!--[endif]-->Komputerisasi belum lengkap
<!--[if !supportLists]-->9. <!--[endif]-->Bangunan Gedung Puskemas tahun 1968, tata letak dan ruang kurang tepat
3.2 PEMECAHAN MASALAH
NO | MASALAH | KEMUNGKINAN PENYEBAB | ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH |
1 | Kematian Perinatal 3 orang Neonatal 2 orang Lahir mati 3 orang | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Msaih ada persalinan oleh dukun (4,4%) <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Jauhnya jarak untuk mendapatkan pelayanan tenaga medis <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Masih ada penduduk miskin (24%) <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Rasio bidan dan penduduk (14 : 32.655) <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Masih ada keengganan ditolong olrh nakes <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Masih ada bidan D1 | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Peningkatan pengetahuan Tenaga Bidan <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Pendamping persalinan dukun oleh tenaga kesehatan <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Pelatihan dan refresing dukun bayi <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Peningkatan peran serta aktif Gasbinsa, Kader. <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Pelatihan dan refresing kader posyandu <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Revitalisasi PSI |
2 | BGM 38% | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Penduduk miskin 24 % <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Kurangnya pengetahuan orang tua masalah gizi anak <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Kurangnya perhatian dari Gasbinsa dan Kader <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Bayi tidak suka dengan rasa PMT yang diberikan <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Kelainan bawaan | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Penyuluhan ke masyarakat tentang gizi anak <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Peningkatan pengetahuan petugas gizi <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Pelatihan dan refresing kader posyandu ganti PMT |
3 | CDR TB 35% | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Kurang aktif tenaga kesehatan <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Tidak ada analis kesehatan <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Pemegang program belum dilatih TB <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Kurangnya pengetahuan masyarakat masalah TB <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Stigma dimasyarakat : <!--[if !supportLists]-->· <!--[endif]-->Aib <!--[if !supportLists]-->· <!--[endif]-->Penyakit menular <!--[if !supportLists]-->· <!--[endif]-->Penyakit keturunan <!--[if !supportLists]-->· <!--[endif]-->Penyakit tidak bisa disembuhkan | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Pelatihan tenaga kesehatan <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Penambahan tenaga analis <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Pembentukan kelompok masyarakat Pedulli TB (KMP TB) <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Penyuluhan TB ke masyarakat <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Membuat klinik TB <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Roling petugas |
4 | Tenaga Kesehatan Kurang | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Pendistribusian tenaga kesehatan tidak merata <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Tidak ada tenaga kesehatan <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Anggaran kurang | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Penambahan tenaga kesehatan |
5 | GHTR 75 Kasus | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Kebiasaan penduduk memelihara hewan anjing, kucing, momyet, babi <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Kurang tahu bahayanya GHTR <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Kebiasaan penduduk hewan tidak dikandang. | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Penyuluhan GHTR ke masyarakat <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Kerjasama lintas sektoral <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Poskesmas <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Dinas Peternakan |
NO | MASALAH | KEMUNGKINAN PENYEBAB | ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH |
6. | Imunisasi Campak 88% | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Vaksin terlambat/tidak ada <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Kurangnya peran serta aktif Gasbinsa dan kader <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Kurangnya kesadaran masyarakat <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Jarak yang jauh | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Perencanaan dan pengadaan vaksin <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Refresing kader <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Penyuluhan masyakat |
7. | Penemuan Pneumonia 30% | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Kurangnya pengetahuan masyarakat <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Kurangnya pengetahuan tenaga medis <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->System pencatatan dan pelaoran kurang | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Pelatihan menegakkan disgnose Pneumonia <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Penyuluhan ke masyarakt |
8. | Cakupan Kesling rendah | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Jarak jauh <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Petugas kesling status honor <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Kesadaran petugas kurang | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Penambahan petugas kesling <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Refresing petugas |
9. | Komputerisasi belum lengkap | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Pendanaan <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Komitmen kurang | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Usulan <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Swadana |
10. | Bangunan Gedung Lama | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Pendanaan <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Perioritas <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Komitmen kurang | <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Usulan <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Rehab ringan <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Rehab total <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Penambahan gedung baru |
3.3. POA (PLANNING OF ACTION)
A Brief History of Baccarat in the UK
BalasHapusIn the UK, there was a baccarat scene at Leeds, when the original 바카라사이트 baccarat 메리트 카지노 주소 table was sold to Richard 인카지노 Daughtry in 2006.